Selasa, 02 Juni 2009

Adam Smith

John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – wafat di Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal disana.
Kemakmuran Negara (Wealth of Nations) dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori Moral Sentimen, telah menjadi titik awal untuk segala pertahanan atau kritik atau bentuk kapitalisme, yang terpenting dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia. Karena kapitalisme laissez-faire seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak terkontrol, ada gerakan baru yang menekankan filosofi moral Smith, dengan fokus simpati kepada seseorang.
Ada beberapa kontroversi tentang keaslian Kemakmuran Negara Smith; beberapa orang menyangkal hasil kerjanya hanyalah tambahan biasa kepada kerja pemikir seperti David Hume dan Baron de Montesquieu. Dan, banyak teori-teori Smith hanya menggambarkan trend sejarah menjauh dari mercantilisme, menuju perdagangan-bebas, yang telah berkembang selama beberapa dekade, dan telah memiliki pengaruh yang nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun begitu, buku ini mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka secara luas, dan tetap menjadi suatu buku yang paling berpengaruh dan penting dalam bidangya sekarang ini.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Rabu, 20 Mei 2009

Rumah indah di Surga

pingin punya rumah indah bagai istana?
for everyone

memiliki sebuah rumah idaman adalah impian setiap orang yang hidup di dunia ini. tak jarang orang rela bekerja banting tulang,siang malam bekerja guna mendapatkan uang untuk memiliki sebuah rumah impian agar mempunyai tempat berteduh.
Tapi tahukan saudaraku ada rumah yang sangat indah dan paling nyaman yang bisa anda dapatkan tanpa uang sepeserpun.......
sungguh ini tidak bohong ....
jika anda istiqomah melakukannya dan ikhlas melakukannya niscaya rumah impian itu kan anda dapatkan masih ga percaya??
yuk baca sebuah hadis dibawah ini.....


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
Dari Aisyah radhiyallahu ’anha beliau berkata: Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa rutin menegakkan sholat sunnah dua belas rakaat, maka Allah ta’aala akan membuatkan rumah baginya di surga, yaitu empat rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat sesudah Zhuhur, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum Subuh.” (HR Tirmidzi 379)
Bayangkan,…! Hanya dengan mengerjakan perbuatan yang tidak sulit ini seseorang dijamin Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bakal Allah ta’aala bangunkan rumah alias istana di surga. Subhanallah
mari saudaraku kita berlomba2 untuk membangun rumah yang indah dan kekal untuk kehidupan yang sebenarnya..............

Kamis, 14 Mei 2009

Jihad jalan kami, Syahid cita kami tertinggi

Sumber : 24 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah
Allahu goyatuna (Allah tujuan kami), Muhammad qudwatuna (Muhammad tauladan kami), Al Quran dusturuna (Al Qur’an penuntun kami), Jihad sabiluna (Jihad jalan kami), Syahid asma ’amalina (Syahid cita kami tertinggi).
Itu adalah lima semboyan kaum muslimin yang perlu kita segarkan kembali. Banyak orang yang ragu-ragu atau tidak berani mengaplikasikannya terutama untuk dua point terakhir. Hanya menjadi muslim yang duduk, bukan menjadi muslim pejuang.
Ada seorang akh yang punya cita-cita seperti Khalid bin Walid. Dia ingin jika suatu saat nanti Allah memanggilnya, dia tidak sedang berada di atas tempat tidur atau di rumah sakit karena sakit, tetapi ketika sedang menjalankan amanah dakwah. Beranikah kita bercita-cita seperti itu? Tentu saja cita-cita butuh usaha biar ga sekedar mimpi…
Banyak orang yang memandang hidup ini sebuah perjalanan. Manusia-manusia yang berada di dalamnya adalah musafir. Ia hanya sebentar saja melewati fase dunia ini. Kepentingannya yang utama adalah mengumpulkan perbekalan untuk memudahkan perjalanan selanjutnya yang lebih panjang dan melelahkan. Demikian pula Islam memandang kehidupan. Dan Allah menegaskan perbekalan yang paling baik disiapkan adalah ketakwaan (QS. 2: 197). Pelaksanaan kelima semboyan tersebut menjadi parameter ketaqwaan seorang hamba. Kita pasti meyakini Allah sebagai Rabb. Kita tentu bersaksi Muhammad teladan kita. Kita jelas mengakui Al-Qur’an pedoman hidup kita. Namun apakah kita sudah menjadikan jihad sebagai komitmen harian kita dan syahid sebagai cita-cita tertinggi kita.
Jika kita tersadar dari tidur malam, kita belum memiliki orientasi seperti itu maka komitmen tersebut hanya sebatas semboyan.
Jihad sebagai jalan kehidupan menuntut sebuah komitmen perjuangan. Semakin besar keberpihakan kita kepada kehidupan yang bersih berarti semakin besar nilai jihad tersebut.
Apabila kondisi tersebut mengiringi semua kehidupan kita maka demikianlah jihad sebagai jalan kehidupan.
Sa’id Hawwa dalam bukunya, Membina Angkatan Mujahid, menuliskan bahwa peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati dan peringkat terakhirnya adalah berperang di jalan Allah. Diantara keduanya terdapat jihad dengan pena, tangan, dan lisan berupa kta-kta yang benar di hadapan penguasa yang zalim.
Bagaimanakah kehidupan kita dengan komitmen jihad tersebut? Sudahkah kita mengupayakan kehidupan yang bersih untuk diri kita, keluarga kita? Sudahkah semua amanah berupa jabatan kita tegakkan di atas komitmen kebenaran? Sudahkah emosi kemarahan kita tersulut diiringi dengan kebencian hati yang besar melihat semua konspirasi menghancurkan Islam. Jika belum dari sinilah kita memulainya.
Imam Hasan Al Banna berkata, ”Yang saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat. Ini merupakan kandungan dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, ”Barangsiapa mati, sedangkan ia belum pernah berperang atau berniat untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.
Dengan demikian jelas bagi kita bahwa jihad menjadi jalan kehidupan karena kedudukannya sebagai kewajiban. Allah SWT berfirman, ”Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad.” (QS.Al-Hajj:78). Semakin jelas bagi kita untuk memahami slogan abadi ”Jihad adalah jalan kami”
Jika itu semua kita terapkan dalam kehidupan, maka kematian kapanpun datangnya sekedar sebagai seremonial menyematkan gelar syahid untuk diri kita. Setelah itu tuntaslah cita-cita tertinggi yang kita idamkan.
Niatkan seluruh aktifitas kita sehari-hari sebagai jihad di jalan Allah, ketika belajar, kuliah, bekerja, dakwah, syuro’, menulis,, silaturahim, dll. Tanamkan diri kita untuk punya cita-cita syahid di jalan Allah.
Referensi: Majalah Al Izzah Dikutip dari : Embun Tarbiyah 24 Juli 2007